Kebiasaan Siswa Saat Baru Masuk Sekolah: Adaptasi, Tantangan, dan Solusinya
Kebiasaan Siswa Saat Baru Masuk Sekolah: Adaptasi, Tantangan, dan Solusinya Memasuki tahun ajaran baru merupakan momen yang penuh semangat bagi siswa, guru, maupun orang tua. Terutama bagi siswa yang baru pertama kali masuk sekolah atau naik ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi—seperti dari taman kanak-kanak ke sekolah dasar, dari SD ke SMP, atau dari SMP ke SMA. Di masa-masa awal inilah berbagai kebiasaan siswa mulai terbentuk dan berkembang. Setiap anak memiliki cara masing-masing dalam beradaptasi. Ada yang tampak antusias, ada yang malu-malu, bahkan tak jarang ada yang menangis dan merasa takut. Semua itu adalah hal yang wajar. Namun, penting bagi guru dan orang tua untuk memahami kebiasaan umum siswa saat baru masuk sekolah, agar proses transisi berjalan dengan baik dan nyaman. Baca juga: Pelatihan Art Class Membuat Ondel dan Melukis Wayang melibatkan 1.800 siswa SD Budha Tzu Chi Berikut adalah ulasan lengkap mengenai kebiasaan siswa saat baru masuk sekolah, mulai dari aspek psikologis, sosial, akademik, hingga kebiasaan kecil yang sering ditemui di lapangan. 1. Menangis atau Menunjukkan Kecemasan Khususnya bagi siswa kelas 1 SD atau anak yang baru masuk TK, menangis saat pertama kali datang ke sekolah adalah hal yang sangat umum terjadi. Mereka merasa cemas karena harus berpisah dari orang tua dan menghadapi lingkungan baru yang belum mereka kenal. Kecemasan ini biasanya hanya berlangsung beberapa hari pertama. Dengan pendekatan yang lembut, guru bisa membantu anak merasa aman dan diterima. Sementara itu, orang tua perlu memberi semangat dan menjelaskan bahwa sekolah adalah tempat menyenangkan. 2. Takut atau Malu Berkenalan dengan Teman Baru Siswa yang baru masuk sekolah biasanya masih canggung untuk berinteraksi. Mereka cenderung menyendiri, belum mau bermain bersama, atau duduk diam tanpa banyak bicara. Kebiasaan ini bisa disebabkan oleh rasa malu, ketidakpercayaan diri, atau karena belum merasa nyaman. Peran guru sangat penting untuk memfasilitasi interaksi sosial antar siswa. Melalui permainan, diskusi ringan, atau kerja kelompok, siswa bisa saling mengenal dan mulai membentuk pertemanan. 3. Kebiasaan Membawa Barang Favorit dari Rumah Banyak siswa baru yang masih membawa benda kesayangan seperti boneka kecil, mobil-mobilan, atau bahkan selimut kecil ke sekolah. Ini merupakan bentuk self-comfort (kenyamanan diri) untuk mengurangi kecemasan saat berada di lingkungan asing. Guru sebaiknya tidak langsung melarang, tetapi secara perlahan memberi pemahaman bahwa sekolah punya banyak kegiatan menarik, sehingga anak bisa mulai berpisah dari benda favoritnya. 4. Belum Mandiri: Minta Bantuan untuk Hal-Hal Sederhana Di minggu-minggu awal sekolah, siswa baru biasanya belum terbiasa dengan rutinitas mandiri seperti ke kamar kecil sendiri, membuka bekal, memakai sepatu, atau menyimpan barang pribadi. Mereka sering meminta bantuan guru atau orang dewasa di sekitar. Hal ini sangat normal, terutama di tingkat TK dan SD kelas rendah. Guru dapat membantu sambil melatih kemandirian siswa dengan cara yang sabar dan menyenangkan. 5. Terlambat Masuk Kelas atau Masih Bingung dengan Jadwal Siswa baru, terutama di jenjang pendidikan yang lebih tinggi seperti SMP atau SMA, sering masih bingung dengan sistem sekolah, lokasi kelas, maupun jadwal pelajaran. Mereka kadang terlambat masuk kelas atau salah masuk ruangan. Maka dari itu, sangat penting bagi sekolah untuk menyusun orientasi awal yang jelas, termasuk peta lokasi sekolah, informasi jadwal, dan aturan-aturan pokok yang disampaikan dengan bahasa sederhana. 6. Antusias Menggunakan Perlengkapan Baru Salah satu kebiasaan positif saat siswa baru masuk sekolah adalah rasa semangat saat memakai perlengkapan baru seperti tas, sepatu, kotak pensil, atau seragam. Ini menjadi motivasi tersendiri untuk hadir ke sekolah dan mulai belajar. Guru bisa memanfaatkan momen ini untuk menumbuhkan semangat belajar, misalnya dengan memberi pujian atas kebersihan seragam atau keteraturan alat tulis. Baca juga: Kegiatan Kurikulum Prakarya Siswa SD di Semester Awal Tahun 2025–2026 7. Mengalami Jet Lag Akademik Setelah liburan panjang, siswa sering mengalami “jet lag” akademik. Mereka perlu waktu untuk kembali terbiasa dengan jadwal belajar, tugas, dan aturan kelas. Kebiasaan bermain di rumah masih terbawa, sehingga konsentrasi di kelas belum optimal. Di fase ini, guru disarankan untuk memberikan pembelajaran yang ringan, menyenangkan, dan bertahap. Jangan langsung membebani siswa dengan tugas berat. 8. Belum Tahu Aturan dan Etika Sekolah Siswa baru umumnya belum memahami secara lengkap aturan dan budaya di sekolah, seperti tata cara izin ke toilet, aturan berbaris, atau cara berbicara dengan guru. Mereka kadang masih bertingkah seperti di rumah. Penting bagi guru untuk memberikan pengarahan secara terus-menerus dengan cara yang ramah dan konsisten. Gunakan contoh konkret dan bahasa yang mudah dipahami. 9. Sering Bertanya dan Ingin Tahu Segalanya Sifat ingin tahu sangat dominan pada siswa baru, terutama di usia SD. Mereka suka bertanya tentang kelas, guru, teman-teman, bahkan hal-hal kecil seperti kenapa bangku harus berderet atau kenapa ada lonceng berbunyi. Sikap ini merupakan tanda positif bahwa siswa mulai membuka diri terhadap lingkungan barunya. Guru perlu menanggapi dengan sabar, karena pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah bagian dari proses adaptasi. 10. Membentuk Kebiasaan Baru: Duduk di Tempat Favorit, Pilih Teman Dekat Seiring waktu, siswa baru mulai membentuk kebiasaan baru seperti memilih tempat duduk favorit, mencari teman akrab, atau membawa bekal tertentu setiap hari. Ini adalah proses natural dari adaptasi sosial dan emosional. Guru bisa mengamati pola ini untuk memahami karakter anak, mengidentifikasi potensi konflik, atau mengelompokkan anak dalam kegiatan agar lebih inklusif. Cara Sekolah dan Guru Membantu Proses Adaptasi Agar proses adaptasi berjalan lancar, berikut beberapa strategi yang dapat diterapkan sekolah dan guru: Membuat program orientasi (MOS atau MPLS) yang ramah anak dan menyenangkan Melibatkan guru BK dalam memantau perkembangan emosi siswa baru Mengadakan permainan kelompok dan kegiatan ice breaking Menyediakan jadwal dan panduan visual di kelas dan koridor sekolah Memberikan reward sederhana untuk kebiasaan baik yang mulai terbentuk Peran Orang Tua dalam Mendukung Anak di Hari-Hari Awal Sekolah Orang tua juga berperan penting dalam membentuk kebiasaan positif anak saat masuk sekolah. Beberapa langkah yang bisa dilakukan: Menyiapkan anak secara mental sebelum tahun ajaran dimulai Menyediakan perlengkapan sekolah sesuai kebutuhan Memberikan pengertian tentang pentingnya sekolah dan bersosialisasi Mengantar dan menjemput tepat waktu Bertanya tentang kegiatan harian anak sepulang sekolah Menjaga komunikasi yang baik dengan guru kelas Baca juga: Pelatihan Membatik Jakarta untuk Prakarya Anak Sekolah Dasar Penutup Kebiasaan siswa saat baru masuk sekolah adalah cerminan dari proses adaptasi yang terjadi dalam diri mereka. Kebiasaan ini bisa bersifat emosional, sosial, maupun akademik. Memahami … Baca Selengkapnya