Prakarya Indonesia

Jenis-Jenis Canting Batik dan Fungsinya

Jenis-Jenis Canting Batik dan Fungsinya

Batik merupakan warisan budaya Indonesia yang telah diakui dunia. Keindahan batik tidak hanya terletak pada motif dan warnanya, tetapi juga pada proses pembuatannya yang sarat makna. Salah satu alat utama dalam membatik adalah canting. Alat sederhana ini menjadi penentu detail motif batik tulis yang halus, rumit, sekaligus unik. Bagi pemula maupun praktisi batik, memahami jenis-jenis canting batik dan fungsinya sangat penting. Dengan memilih canting yang tepat, hasil batik akan terlihat lebih indah, detail, dan presisi. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lengkap tentang macam-macam canting, fungsinya, serta tips memilih canting terbaik. Jika Anda tertarik membeli alat membatik, Prakarya Indonesia bisa menjadi pilihan tepat karena menyediakan paket lengkap alat batik dengan kualitas terjamin. Apa Itu Canting Batik? Canting adalah alat tradisional yang digunakan untuk mengambil cairan malam (lilin batik) dan mengalirkannya ke atas kain mori. Dengan canting, pembatik dapat menggambar motif batik secara manual sesuai pola yang diinginkan. Secara umum, canting terdiri dari tiga bagian: Cucuk – ujung kecil berbentuk pipa yang mengalirkan malam cair. Nyamplung – wadah kecil berbentuk mangkuk untuk menampung malam cair. Pegangan – batang kayu atau bambu untuk memegang canting saat digunakan. Meskipun bentuknya sederhana, canting memiliki variasi yang banyak, masing-masing dengan fungsi yang berbeda. Jenis-Jenis Canting Batik dan Fungsinya 1. Canting Rengrengan Canting rengrengan digunakan untuk membuat garis pola utama pada batik. Biasanya memiliki cucuk dengan ukuran agak besar agar aliran malam bisa lebih deras. Fungsi utamanya adalah membentuk garis kerangka motif batik. 2. Canting Isen Berbeda dengan rengrengan, canting isen digunakan untuk mengisi detail pola batik. Ukuran cucuknya lebih kecil, sehingga menghasilkan garis atau titik yang lebih halus. Canting ini sangat penting dalam menambah estetika pada motif batik. 3. Canting Cecekan Canting cecekan memiliki cucuk sangat kecil untuk membuat titik-titik halus. Titik ini menjadi ciri khas batik tradisional Jawa, khususnya batik halus dari Yogyakarta dan Solo. 4. Canting Galaran Canting galaran digunakan untuk membuat garis tebal dan besar. Biasanya dipakai untuk mempertegas motif atau membuat bagian tertentu lebih menonjol. 5. Canting Loron Canting loron memiliki dua cucuk sejajar. Fungsinya untuk membuat garis ganda dalam satu tarikan. Canting ini sangat efisien ketika pembatik ingin membuat motif berulang dengan cepat. 6. Canting Telon Canting telon memiliki tiga cucuk berbentuk segitiga. Alat ini digunakan untuk membuat pola titik tiga secara bersamaan. Sangat cocok untuk menghasilkan motif isen-isen yang khas. 7. Canting Prapatan Canting prapatan memiliki empat cucuk yang tersusun seperti bujur sangkar. Dengan sekali goresan, pembatik bisa membuat empat titik sekaligus. 8. Canting Byok Canting byok biasanya digunakan untuk membuat bulatan besar atau titik yang tebal. Cocok untuk motif yang membutuhkan penegasan pada bagian tertentu. 9. Canting Tumpang Canting tumpang memiliki cucuk bertumpuk yang memungkinkan pembatik membuat pola ganda dengan variasi ukuran. Biasanya digunakan untuk motif-motif rumit yang membutuhkan kombinasi garis. 10. Canting Elektrik (Modern) Selain canting tradisional, kini ada canting elektrik yang menggunakan pemanas listrik. Canting ini lebih praktis karena malam tetap cair tanpa harus sering dipanaskan di wajan. Alat ini sangat direkomendasikan untuk pemula yang baru belajar membatik. Cara Memilih Canting yang Tepat Memilih canting tidak bisa sembarangan. Berikut tips yang bisa Anda terapkan: Sesuaikan dengan kebutuhan motif – gunakan canting rengrengan untuk pola besar, dan canting cecekan atau isen untuk detail kecil. Perhatikan bahan nyamplung – pilih yang berbahan tembaga karena lebih awet dan tahan panas. Pegangan yang nyaman – canting dengan pegangan kayu lebih ringan dan mudah dikendalikan. Cucuk rapi – pastikan lubang cucuk tidak cacat agar aliran malam stabil. Untuk pemula – pertimbangkan menggunakan canting elektrik agar lebih mudah. Keunggulan Membeli Canting di Prakarya Indonesia Mengapa harus membeli canting di Prakarya Indonesia? Berikut alasannya: Produk Lengkap – tersedia berbagai jenis canting dari tradisional hingga elektrik. Kualitas Terjamin – canting dibuat dari tembaga berkualitas dengan detail presisi. Paket Hemat – tersedia paket alat batik lengkap termasuk canting, wajan, kompor, malam, dan kain mori. Cocok untuk Pemula maupun Profesional – tersedia berbagai varian sesuai kebutuhan. Pengiriman Cepat dan Aman – memastikan produk sampai dalam kondisi baik. Jika Anda ingin memulai belajar membatik, membeli canting di Prakarya Indonesia adalah langkah tepat untuk mendapatkan hasil batik terbaik. Sejarah Canting dalam Dunia Batik Canting telah digunakan sejak ratusan tahun lalu, terutama di Jawa, sebagai alat utama dalam menciptakan batik tulis. Konon, canting pertama kali dipakai oleh para putri keraton untuk menggambar motif-motif halus pada kain mori. Motif tersebut sering kali memiliki makna filosofis yang dalam, seperti doa, harapan, dan simbol kehidupan. Seiring waktu, penggunaan canting menyebar ke masyarakat luas, dan setiap daerah memiliki gaya khas tersendiri. Misalnya, batik Yogyakarta cenderung halus dengan titik-titik kecil (cecekan), sedangkan batik pesisir seperti Pekalongan lebih banyak menggunakan motif besar dengan warna cerah. Semua itu tidak lepas dari peran canting sebagai alat utama. Teknik Menggunakan Canting untuk Hasil Maksimal Menggunakan canting memerlukan ketelatenan dan keterampilan tangan. Berikut beberapa teknik yang umum digunakan pembatik profesional: Teknik Mengalirkan MalamMalam cair dalam nyamplung harus dialirkan dengan stabil melalui cucuk. Jangan terlalu cepat agar garis tidak terputus, dan jangan terlalu lambat agar malam tidak menggumpal. Menjaga Suhu MalamSuhu malam sangat penting. Jika terlalu panas, malam akan terlalu encer dan mudah meleber. Jika terlalu dingin, malam cepat membeku dan sulit keluar dari cucuk. Mengatur Tekanan TanganTekanan tangan harus konstan agar garis batik terlihat rata. Pemula biasanya membuat garis terlalu tebal atau terlalu tipis karena tidak terbiasa mengatur tekanan. Memegang Canting dengan Sudut TepatPegang canting dengan kemiringan 45 derajat agar malam mengalir lancar. Jika terlalu tegak, malam bisa menetes sembarangan, sedangkan jika terlalu datar, aliran malam tersendat. Latihan Pola DasarPemula sebaiknya berlatih membuat garis lurus, lengkung, dan titik-titik sederhana sebelum mencoba motif yang lebih rumit. Kesalahan Umum Saat Menggunakan Canting Bagi pemula, ada beberapa kesalahan umum yang sering terjadi saat membatik dengan canting. Mengetahui hal ini akan membantu Anda menghindarinya: Canting BocorBocor biasanya terjadi karena cucuk retak atau terlalu tipis. Solusinya adalah mengganti canting dengan kualitas yang lebih baik. Malam Menetes Tidak TerkontrolHal ini terjadi jika suhu malam terlalu panas atau tangan gemetar. Gunakan wajan dan kompor batik yang stabil untuk menjaga suhu malam. Motif Tidak SimetrisKurangnya latihan membuat motif sulit terlihat seimbang. Disarankan menggunakan pola yang … Baca Selengkapnya

Tips Menyimpan Canting Agar Tidak Berkarat

Tips Menyimpan Canting Agar Tidak Berkarat

Batik adalah salah satu warisan budaya Indonesia yang mendunia. Proses pembuatan batik tidak bisa lepas dari peran canting sebagai alat utama dalam batik tulis. Canting digunakan untuk menorehkan malam (lilin batik) ke atas kain sehingga membentuk motif-motif indah yang khas. Namun, canting yang tidak dirawat dengan baik sering kali mengalami masalah, salah satunya adalah karat. Karat bukan hanya membuat canting menjadi cepat rusak, tetapi juga dapat mengganggu kualitas garis malam pada kain. Oleh karena itu, perawatan dan penyimpanan canting menjadi aspek penting yang perlu diperhatikan oleh pengrajin maupun pemula dalam dunia batik. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lengkap cara menyimpan canting agar tidak berkarat, tips perawatan yang tepat, serta alasan mengapa membeli alat membatik di Prakarya Indonesia adalah pilihan terbaik. Mengapa Canting Bisa Berkarat? Canting biasanya terbuat dari tembaga dengan gagang bambu atau kayu. Bahan tembaga memiliki kelebihan dalam menghantarkan panas sehingga malam mudah meleleh dan mengalir halus saat digunakan. Namun, tembaga tetap rentan terhadap oksidasi, terutama jika terkena: Sisa malam batik yang tidak dibersihkan dengan benar. Air dan kelembapan udara saat canting disimpan di ruangan terbuka. Kontaminasi bahan kimia saat proses pewarnaan atau pencucian kain. Karat yang muncul pada cucuk (ujung canting) bisa membuat aliran malam tersumbat atau bahkan menyebabkan garis motif batik menjadi tidak rata. Cara Membersihkan Canting Setelah Digunakan Langkah pertama untuk mencegah karat adalah memastikan canting selalu dibersihkan dengan benar setelah digunakan. Berikut tipsnya: Panaskan kembali canting di atas kompor batik selama beberapa detik agar sisa malam meleleh. Buang sisa malam dengan cara meniup lembut pada cucuk canting atau mengetuk pelan di tepi wajan. Gunakan kain kering untuk mengelap bagian luar canting dari sisa malam. Hindari mencuci canting dengan air, karena air justru mempercepat proses karat. Dengan membersihkan canting setelah dipakai, Anda tidak hanya menjaga kebersihan alat tetapi juga memperpanjang usia pakainya. Tips Menyimpan Canting Agar Tidak Berkarat Berikut adalah beberapa cara efektif untuk menyimpan canting agar selalu awet: 1. Simpan di Tempat Kering Kelembapan adalah musuh utama canting. Pastikan canting disimpan di tempat yang kering, jauh dari air atau ruangan yang lembap. Jika memungkinkan, gunakan wadah tertutup seperti kotak kayu atau plastik. 2. Gunakan Silica Gel Silica gel dapat menyerap kelembapan udara di sekitar canting. Menyimpan canting bersama silica gel dalam wadah tertutup akan sangat membantu mencegah karat. 3. Lapisi dengan Kertas atau Kain Kering Membungkus canting menggunakan kain katun atau kertas kering bisa menjadi cara sederhana untuk melindungi permukaan tembaganya. 4. Jangan Menyimpan dengan Sisa Malam Pastikan tidak ada malam yang tersisa pada cucuk maupun badan canting. Malam yang dibiarkan menempel bisa menarik kelembapan dan mempercepat karat. 5. Pisahkan dengan Alat Membatik Lainnya Hindari menumpuk canting dengan alat berat atau logam lain seperti cap batik atau wajan. Canting yang tipis dan kecil bisa mudah penyok atau rusak. 6. Gunakan Rak atau Dudukan Canting Rak kecil atau dudukan khusus bisa membantu menyimpan canting dalam posisi yang aman. Dengan begitu, cucuk canting tidak mudah tersumbat atau bengkok. 7. Olesi dengan Minyak Ringan Untuk perlindungan ekstra, Anda bisa mengoleskan sedikit minyak sayur atau minyak mineral pada permukaan canting sebelum disimpan. Lap dengan kain tipis agar tidak berlebihan. Manfaat Merawat Canting dengan Baik Merawat canting bukan hanya soal menjaga alat tetap awet, tetapi juga berpengaruh pada hasil karya batik Anda. Beberapa manfaatnya antara lain: Aliran malam lebih stabil sehingga motif batik terlihat halus. Menghemat biaya karena tidak perlu sering membeli canting baru. Meningkatkan produktivitas karena alat selalu siap digunakan. Hasil batik lebih berkualitas dengan motif yang jelas dan rapi. Mengapa Membeli Canting di Prakarya Indonesia? Jika Anda mencari canting berkualitas dengan harga terjangkau, Prakarya Indonesia adalah tempat yang tepat. Beberapa alasan mengapa Prakarya Indonesia menjadi pilihan utama pengrajin batik: Produk Berkualitas – Canting dibuat dari tembaga pilihan dengan detail rapi dan tahan lama. Pilihan Lengkap – Tersedia berbagai jenis canting sesuai kebutuhan, mulai dari cucuk tunggal, ganda, hingga canting elektrik. Harga Bersaing – Anda bisa mendapatkan canting dengan harga yang sepadan dengan kualitasnya. Mudah Dibeli – Prakarya Indonesia menyediakan layanan pembelian online dengan pengiriman ke seluruh Indonesia. Mendukung UMKM Lokal – Setiap pembelian turut membantu melestarikan kerajinan tangan pengrajin lokal. Dengan membeli di Prakarya Indonesia, Anda tidak hanya mendapatkan alat yang bagus, tetapi juga ikut mendukung keberlanjutan budaya batik. Sejarah Canting dalam Dunia Batik Canting memiliki sejarah panjang dalam tradisi batik Indonesia. Alat ini diperkirakan sudah digunakan sejak abad ke-18 ketika batik tulis mulai berkembang di Jawa. Canting diciptakan sebagai inovasi untuk mempermudah proses menorehkan malam pada kain. Sebelum ada canting, motif batik dibuat dengan cara dicap menggunakan peralatan sederhana dari kayu. Canting kemudian menjadi simbol khas batik tulis karena kemampuannya menghasilkan detail garis halus yang tidak bisa digantikan oleh alat lain. Hingga saat ini, meskipun teknologi modern berkembang pesat, canting tetap dipertahankan sebagai alat utama bagi para pengrajin batik tulis tradisional. Jenis-Jenis Canting yang Perlu Diketahui Tidak semua canting sama. Ada beberapa jenis canting yang memiliki fungsi berbeda sesuai kebutuhan motif batik. Mengetahui jenis canting akan membantu Anda memilih peralatan yang tepat untuk menghasilkan karya terbaik. 1. Canting Rengrengan Canting ini memiliki cucuk tunggal dan digunakan untuk membuat pola dasar batik. Ukuran cucuknya biasanya agak besar agar aliran malam lebih banyak. 2. Canting Isen Canting isen memiliki cucuk kecil yang berfungsi mengisi detail motif dengan titik-titik atau garis halus. Canting jenis ini penting untuk memberikan keindahan detail pada batik. 3. Canting Cecek Canting cecek digunakan khusus untuk membuat titik-titik halus. Motif batik klasik sering kali memerlukan ribuan titik kecil, dan canting cecek adalah alat utamanya. 4. Canting Ganda Canting ini memiliki dua atau lebih cucuk sekaligus. Biasanya digunakan untuk membuat pola garis sejajar atau motif berulang secara cepat. 5. Canting Elektrik Inovasi terbaru dari canting tradisional. Canting elektrik menggunakan pemanas listrik sehingga malam selalu cair, membuat proses membatik lebih cepat dan praktis. Dengan berbagai pilihan canting ini, pengrajin bisa menyesuaikan alat sesuai gaya batik yang ingin diciptakan. Semua jenis canting ini tersedia lengkap di Prakarya Indonesia, sehingga memudahkan Anda memilih sesuai kebutuhan. Kesalahan Umum yang Membuat Canting Cepat Berkarat Meskipun banyak tips penyimpanan sudah dibahas, ada beberapa kebiasaan buruk yang sering dilakukan pemula sehingga … Baca Selengkapnya

Rekomendasi Pewarna Remasol untuk Membatik Pemula

Rekomendasi Pewarna Remasol untuk Membatik Pemula

Rekomendasi Pewarna Remasol untuk Membatik Pilihan Tepat untuk Hasil Warna Cerah dan Tahan Lama Membatik adalah salah satu seni warisan budaya Indonesia yang telah diakui dunia. Dalam proses membatik, pemilihan bahan pewarna menjadi faktor penting yang memengaruhi kualitas hasil akhir. Salah satu jenis pewarna yang banyak direkomendasikan oleh para pengrajin dan pegiat batik adalah pewarna Remasol. Pewarna ini terkenal karena kualitasnya yang baik, kemudahan penggunaannya, serta hasil warna yang cerah dan tahan lama. Apa Itu Pewarna Remasol? Pewarna Remasol adalah jenis pewarna reaktif yang larut dalam air, biasanya digunakan untuk mewarnai kain berbahan serat alam seperti katun, rayon, dan linen. Remasol bekerja dengan cara bereaksi secara kimia dengan serat kain, sehingga warna yang dihasilkan menjadi permanen dan tidak mudah luntur. Dalam dunia batik, Remasol sering menjadi pilihan utama terutama untuk batik cap, batik tulis, dan batik kombinasi. Remasol juga banyak digunakan dalam teknik batik jumputan dan ikat celup karena mampu menghasilkan gradasi warna yang cantik. Baca juga: PRAKARYA INDONESIA: Kelas Membatik Bersama Sekolah Jerman Kelebihan Pewarna Remasol untuk Membatik Mengapa Remasol menjadi rekomendasi bagi pembatik? Berikut beberapa keunggulannya: Warna Cerah dan VariatifRemasol tersedia dalam berbagai pilihan warna mulai dari warna primer seperti merah, biru, dan kuning hingga warna sekunder dan turunan seperti hijau toska, ungu, cokelat, dan oranye. Warna yang dihasilkan intens dan tajam sehingga batik terlihat lebih hidup. Tahan LunturSalah satu kekhawatiran pembatik adalah warna yang mudah pudar setelah dicuci. Remasol memiliki ketahanan yang baik terhadap pencucian dan sinar matahari sehingga cocok untuk batik yang akan digunakan dalam jangka waktu lama. Aman dan Ramah LingkunganDibandingkan dengan beberapa jenis pewarna sintetis lain, Remasol tergolong aman digunakan jika mengikuti petunjuk. Selain itu, proses pewarnaan Remasol relatif hemat air dan tidak memerlukan bahan kimia berbahaya dalam jumlah besar. Mudah DigunakanRemasol dapat larut dengan cepat dalam air hangat, dan proses pencampurannya tidak rumit. Dengan takaran yang tepat, warna bisa keluar dengan maksimal tanpa perlu proses pewarnaan berulang terlalu banyak. Fleksibel untuk Berbagai Teknik BatikBaik untuk teknik batik tulis, cap, colet, jumputan, maupun tie-dye, Remasol bisa diandalkan. Fleksibilitas ini membuat Remasol disukai oleh pembatik pemula hingga profesional. Cara Menggunakan Remasol untuk Membatik Untuk mendapatkan hasil optimal, berikut langkah umum penggunaan pewarna Remasol dalam proses membatik: Persiapan KainGunakan kain berbahan katun atau mori yang sudah dicuci untuk menghilangkan kanji dan kotoran. Kain yang bersih akan menyerap warna lebih baik. Pembuatan Larutan Remasol Larutkan Remasol dalam air hangat (± 60°C). Aduk hingga bubuk Remasol larut sempurna. Gunakan wadah plastik atau stainless steel agar tidak bereaksi dengan zat pewarna. Proses PewarnaanCelupkan kain yang sudah diberi malam (untuk batik tulis/cap) atau diikat (untuk jumputan) ke dalam larutan pewarna.Untuk teknik colet, gunakan kuas atau botol aplikator untuk mengoleskan warna langsung pada kain. Fiksasi WarnaSetelah proses pewarnaan, tambahkan soda ash atau waterglass untuk mengunci warna. Langkah ini penting agar warna lebih awet. Pengeringan dan PencucianJemur kain di tempat teduh dan hindari sinar matahari langsung yang terlalu terik. Setelah kering, cuci dengan air bersih untuk menghilangkan sisa zat pewarna. Rekomendasi Warna Remasol untuk Batik Beberapa warna Remasol yang sering direkomendasikan oleh pembatik karena hasilnya yang indah antara lain: Remasol Red 5B – Merah tajam yang cocok untuk motif bunga atau aksen. Remasol Blue BB – Biru klasik yang sering digunakan untuk batik tradisional. Remasol Yellow 3R – Kuning cerah yang memberi kesan segar. Remasol Black B – Hitam pekat untuk garis dan latar. Remasol Orange 3R – Warna oranye hangat yang menambah keceriaan desain batik. Baca juga: Pelatihan Art Class Membuat Ondel dan Melukis Wayang melibatkan 1.800 siswa SD Budha Tzu Chi Tips Memilih Remasol yang Berkualitas Pastikan membeli dari toko terpercaya yang menyediakan produk asli, bukan campuran. Periksa kemasan, jangan membeli Remasol yang sudah menggumpal atau lembab. Pilih warna sesuai kebutuhan desain batik yang akan dibuat. Simpan bubuk Remasol di tempat kering dan tertutup rapat agar tidak terkontaminasi udara lembab. Tempat Membeli Pewarna Remasol Berkualitas Bagi para pengrajin batik di wilayah Jakarta, Bintaro, dan Tangerang Selatan, salah satu rekomendasi tempat untuk membeli Remasol adalah PRAKARYA INDONESIA.Alamat: Jl. Pesantren no.159 Bintaro, Tangerang Selatan.Kontak: WA 081291083075. PRAKARYA INDONESIA menyediakan berbagai jenis pewarna Remasol asli, lengkap dengan warna pilihan, serta bahan pelengkap seperti: Kain mori primisima dan primissima Lilin batik Canting Wajan batik Waterglass Soda ash Pewarna Naptol Peralatan membatik lainnya Selain menjual perlengkapan membatik, toko ini juga menyediakan pelatihan membatik untuk sekolah, komunitas, maupun individu. Bagi pembelian grosir, tersedia potongan harga menarik serta layanan pengiriman cepat ke seluruh Indonesia. Kesimpulan Pewarna Remasol adalah pilihan yang tepat bagi pembatik yang menginginkan hasil warna cerah, tahan lama, dan proses pewarnaan yang mudah. Dengan berbagai pilihan warna, keamanan penggunaan, serta fleksibilitas teknik, Remasol menjadi salah satu pewarna favorit di kalangan pembatik Indonesia. Untuk mendapatkan hasil terbaik, pilihlah Remasol berkualitas dari penjual terpercaya dan ikuti prosedur pewarnaan dengan benar. Dengan begitu, kain batik yang dihasilkan tidak hanya indah secara visual, tetapi juga awet digunakan. Jika Anda membutuhkan pewarna Remasol berkualitas tinggi beserta perlengkapan membatik lainnya, PRAKARYA INDONESIA siap menjadi mitra terpercaya Anda. Dukungan bahan dan pelatihan dari pihak yang berpengalaman akan membantu menghasilkan batik yang tidak hanya cantik tetapi juga bernilai seni tinggi. Baca juga: PRAKARYA INDONESIA Jalin Kerja Sama Kreatif dengan SD PENABUR 10 FAQ (Frequently Asked Questions) tentang pewarna Remasol untuk membatik: 1. Apa itu pewarna Remasol?Remasol adalah jenis pewarna reaktif yang larut dalam air dan digunakan untuk mewarnai kain berbahan serat alam seperti katun, mori, dan rayon. Pewarna ini menghasilkan warna cerah, tajam, dan tahan lama, sehingga sering digunakan dalam proses membatik. 2. Mengapa Remasol cocok digunakan untuk membatik?Remasol cocok karena warnanya kuat, tidak mudah luntur, dan dapat digunakan pada berbagai teknik batik seperti batik tulis, cap, colet, maupun jumputan. 3. Apakah Remasol aman digunakan?Ya, Remasol tergolong aman jika digunakan sesuai petunjuk. Proses pewarnaan Remasol tidak memerlukan bahan kimia berbahaya dalam jumlah besar dan ramah untuk pembatik pemula maupun profesional. 4. Bagaimana cara melarutkan Remasol?Larutkan bubuk Remasol dalam air hangat (± 60°C) lalu aduk hingga benar-benar larut. Gunakan wadah plastik atau stainless steel agar tidak bereaksi dengan zat pewarna. 5. Bagaimana cara membuat warna Remasol lebih awet di kain?Gunakan bahan fiksasi seperti soda ash atau … Baca Selengkapnya

Scan the code