Prakarya Indonesia

Kain Tugas Membatik P5 Tie Dye Jumputan mulai tingkat TK SD SMP SMA

Kain Tugas Membatik P5 Tie Dye Jumputan mulai tingkat TK SD SMP SMA Dalam kurikulum Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), banyak sekolah di Indonesia mulai menekankan kegiatan kreatif yang tidak hanya melatih keterampilan teknis, tetapi juga membentuk karakter, identitas budaya, serta rasa cinta tanah air. Salah satu kegiatan yang populer dan disukai siswa adalah membatik jumputan dengan teknik tie dye. Kain tugas membatik P5 dengan teknik tie dye jumputan menjadi media pembelajaran yang menyenangkan, mudah diaplikasikan, dan sarat makna. Siswa tidak hanya berlatih membuat pola warna yang indah, tetapi juga diajak memahami nilai budaya serta kearifan lokal yang terkandung dalam kain tradisional Indonesia. Baca juga: PRAKARYA INDONESIA Jalin Kerja Sama Kreatif dengan SD PENABUR Apa Itu Batik Tie Dye Jumputan? Batik jumputan dikenal sebagai salah satu bentuk batik tanpa canting yang berasal dari tradisi Jawa. Prosesnya dilakukan dengan cara mengikat, menjumput (mencubit), atau melipat kain, lalu memberi warna pada bagian yang diinginkan. Teknik ini menghasilkan pola unik, penuh kejutan, dan tidak pernah sama antara satu kain dengan kain lainnya. Sementara itu, istilah tie dye lebih dikenal secara global, terutama dalam budaya pop barat sejak tahun 1960-an. Tie dye menonjolkan pola-pola warna cerah, kontras, dan bebas. Ketika dipadukan dengan metode jumputan Indonesia, lahirlah perpaduan kreatif yang bisa digunakan sebagai bahan tugas sekolah, khususnya dalam kegiatan P5. Mengapa Tie Dye Jumputan Cocok untuk Tugas P5? Ada beberapa alasan mengapa kain tie dye jumputan menjadi pilihan tepat dalam kegiatan pembelajaran berbasis P5 di sekolah: Mudah Dipelajari oleh Semua TingkatanTeknik jumputan tidak memerlukan alat yang rumit. Dengan karet gelang, benang, botol pewarna, serta kain mori atau katun, siswa dari SD, SMP, hingga SMA bisa langsung praktik. Menumbuhkan Kreativitas dan Ekspresi DiriTidak ada pola yang benar atau salah dalam tie dye. Siswa bebas berkreasi, menciptakan kombinasi warna sesuai imajinasi mereka. Menghargai Kearifan LokalKegiatan ini memperkenalkan batik jumputan sebagai bagian dari warisan budaya Indonesia, sekaligus menghubungkan dengan tren modern tie dye. Proses Ramah LingkunganBanyak sekolah kini memilih pewarna ramah lingkungan, seperti pewarna alami dari tumbuhan. Hal ini selaras dengan semangat pendidikan berkelanjutan. Meningkatkan Kerja SamaP5 mendorong kolaborasi. Proses membuat tie dye jumputan bisa dilakukan secara kelompok, melatih komunikasi, tanggung jawab, dan gotong royong. Langkah-Langkah Membuat Tie Dye Jumputan Untuk menghasilkan kain tugas membatik P5 yang menarik, berikut langkah sederhana yang bisa dilakukan siswa di sekolah: Menyiapkan Bahan dan Alat Kain katun/mori ukuran 1–2 meter Pewarna kain (Remasol atau Naptol) Karet gelang atau benang untuk mengikat Ember plastik dan sarung tangan Air panas dan fiksator warna (seperti waterglass atau soda ash) Membuat Pola IkatanKain dilipat atau dijumput sesuai pola yang diinginkan, kemudian diikat kuat dengan karet atau benang. Bagian yang terikat akan menjadi pola putih atau lebih muda setelah diwarnai. Proses PewarnaanKain yang sudah diikat dicelupkan ke dalam larutan pewarna. Siswa bisa menggunakan satu warna atau kombinasi beberapa warna untuk hasil lebih menarik. PengeringanSetelah direndam beberapa menit, kain diangkat lalu dikeringkan di bawah sinar matahari tanpa membuka ikatan terlebih dahulu. Melepas Ikatan dan FinishingSetelah kering, ikatan dilepas untuk melihat hasil pola. Tahap akhir adalah mencuci kain hingga bersih, lalu dijemur kembali agar warna lebih awet. Manfaat Edukatif dari Kegiatan Membatik Tie Dye Jumputan Selain menghasilkan karya seni yang indah, kegiatan ini memberi banyak manfaat bagi siswa: Kreativitas Visual: Melatih anak untuk mengombinasikan warna dan pola. Ketekunan: Membiasakan siswa bekerja dengan teliti dari awal hingga akhir. Rasa Percaya Diri: Siswa merasa bangga saat hasil karyanya dipamerkan. Pemahaman Budaya: Memperkenalkan batik sebagai identitas bangsa. Kemandirian dan Tanggung Jawab: Siswa belajar menyelesaikan tugas dengan disiplin. Baca juga: 6 Jenis Kain yang Cocok untuk Tie Dye Batik Jumputan Hasil Karya: Dari Kain Menjadi Produk Bernilai Kain tugas membatik P5 tidak hanya berhenti sebagai lembaran kain. Hasil tie dye jumputan bisa dikembangkan menjadi berbagai produk kreatif, seperti: Kaos tie dye Syal atau bandana Tas kain ramah lingkungan Sarung bantal Taplak meja atau dekorasi ruang kelas Dengan begitu, siswa tidak hanya belajar membuat karya, tetapi juga memahami nilai ekonomi dan peluang wirausaha dari produk kreatif berbasis budaya. Tantangan dan Solusi dalam Pelaksanaan Beberapa tantangan yang sering dihadapi sekolah dalam mengadakan kegiatan membatik P5 antara lain: Keterbatasan Alat dan BahanTidak semua sekolah memiliki akses mudah ke kain mori, pewarna, dan fiksator. Solusinya adalah bekerja sama dengan toko prakarya lokal atau penyedia perlengkapan batik sekolah. Waktu Pembelajaran yang TerbatasTie dye memang membutuhkan waktu, terutama untuk proses pengeringan. Guru bisa menyiasati dengan membagi kegiatan ke dalam beberapa sesi. Perbedaan Hasil Antar SiswaTidak semua siswa menghasilkan pola yang sempurna. Namun, guru bisa menekankan bahwa setiap hasil adalah unik dan bernilai. Penutup Kain tugas membatik P5 dengan teknik tie dye jumputan adalah sarana pembelajaran yang menyenangkan sekaligus mendidik. Siswa diajak berkreasi, memahami budaya, melatih karakter, hingga menciptakan produk yang bernilai ekonomi. Melalui kegiatan ini, Profil Pelajar Pancasila tidak hanya menjadi slogan, tetapi nyata diterapkan dalam kehidupan sehari-hari siswa: mereka kreatif, gotong royong, mandiri, bernalar kritis, beriman, serta cinta lingkungan. Kain sederhana yang diwarnai dengan ikatan dan celupan warna ternyata bisa menjadi jembatan besar menuju pembelajaran yang bermakna, menyenangkan, dan membanggakan. Baca juga: Jual Pewarna Remasol dan Naptol Lengkap di Prakarya Indonesia 10 FAQ tentang Kain Tugas Membatik P5 Tie Dye Jumputan 1. Apa itu kain tugas membatik P5 tie dye jumputan?Kain tugas membatik P5 tie dye jumputan adalah media praktik untuk siswa dalam projek P5 (Penguatan Profil Pelajar Pancasila) dengan teknik mengikat dan mewarnai kain sehingga menghasilkan pola unik dan berwarna-warni. 2. Siapa saja yang bisa mengikuti kegiatan membatik jumputan?Kegiatan ini cocok untuk siswa dari jenjang SD, SMP, hingga SMA/SMK karena tekniknya sederhana dan mudah dipelajari. 3. Apa perbedaan batik jumputan dengan tie dye biasa?Batik jumputan merupakan teknik tradisional Indonesia yang menggunakan cubitan atau ikatan untuk membentuk pola, sedangkan tie dye lebih populer di budaya barat dengan gaya warna bebas. Keduanya mirip, namun jumputan memiliki nilai budaya lokal. 4. Bahan kain apa yang biasanya digunakan?Kain katun atau kain mori sering digunakan karena mudah menyerap pewarna dan menghasilkan warna yang tajam. 5. Pewarna apa yang dipakai untuk membuat tie dye jumputan?Sekolah biasanya menggunakan pewarna kain seperti Remasol atau Naptol, ada juga yang memilih pewarna alami dari tumbuhan agar lebih ramah … Baca Selengkapnya

Kebutuhan Kain Jumputan Tie Dye Batik untuk SD SMP dan SMA

Kebutuhan Kain Jumputan Tie Dye Batik untuk SD SMP dan SMA

Kebutuhan Kain Jumputan Tie Dye Batik untuk SD SMP dan SMA Kreativitas Anak Lewat Kain Jumputan Tie Dye Kegiatan seni dan budaya di sekolah memiliki peran penting dalam membentuk kreativitas, melatih keterampilan, serta menanamkan nilai kecintaan terhadap warisan budaya bangsa. Salah satu aktivitas yang banyak dilakukan di berbagai jenjang pendidikan, mulai dari SD, SMP, hingga SMA adalah membatik. Namun, membatik tidak selalu menggunakan teknik canting dan malam. Ada juga metode sederhana dan menyenangkan yang dikenal dengan jumputan tie dye, yaitu teknik pewarnaan kain dengan cara mengikat, melipat, atau menjumput kain sebelum diberi warna. Kain jumputan tie dye menjadi salah satu media yang paling mudah digunakan untuk kegiatan prakarya karena sifatnya yang praktis, aman untuk anak, serta memungkinkan siswa bereksperimen dengan warna-warna menarik. Tak heran jika kebutuhan kain jumputan tie dye untuk sekolah semakin meningkat dari tahun ke tahun. Baca juga: Kaos Tie Dye Siswa SD Lengkap – Bisa Pesan Online & Offline di PRAKARYA INDONESIA Kebutuhan Kain Jumputan untuk SD Untuk tingkat Sekolah Dasar (SD), kegiatan prakarya biasanya difokuskan pada aspek kreativitas dasar dan eksplorasi warna. Siswa SD cenderung menyukai kegiatan yang sederhana tetapi menghasilkan karya yang indah. Dalam hal ini, kain jumputan tie dye sangat cocok karena: Mudah Dipraktikkan – Anak cukup melipat, mengikat, atau menjumput kain, lalu mencelupkannya ke dalam pewarna. Aman – Tidak menggunakan lilin panas seperti pada batik tulis, sehingga tidak berbahaya untuk anak-anak. Mendidik Warna – Melatih anak mengenal campuran warna primer dan sekunder, sehingga mereka dapat memahami konsep dasar seni rupa. Biasanya sekolah SD membutuhkan kain katun putih polos atau kain primisima dalam ukuran kecil (misalnya 50×50 cm atau ukuran sapu tangan). Jumlahnya bisa mencapai puluhan hingga ratusan lembar dalam satu kali kegiatan, terutama jika diikuti oleh seluruh siswa dalam satu kelas atau satu tingkat. Kebutuhan Kain Jumputan untuk SMP Memasuki jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP), tingkat kesulitan dan variasi karya dapat ditingkatkan. Jika di SD siswa hanya diajarkan teknik lipatan sederhana, maka di SMP mereka bisa mulai mempelajari pola tertentu, misalnya motif spiral, lingkaran, garis, atau bahkan gabungan beberapa motif. Kebutuhan kain jumputan tie dye di SMP biasanya: Ukuran lebih besar dibanding SD, misalnya 1 meter kain katun untuk tiap siswa. Kualitas kain lebih halus, seperti kain primisima atau mori, agar hasil pewarnaan lebih tajam. Kebutuhan jumlah warna lebih beragam, biasanya sekolah menyiapkan minimal 3–5 warna pewarna. Selain untuk prakarya di kelas, beberapa SMP juga menjadikan karya jumputan tie dye sebagai bahan pameran sekolah atau seragam kegiatan ekstrakurikuler seni budaya. Karena itu, kain yang digunakan harus cukup berkualitas agar tidak mudah luntur setelah dicuci. Kebutuhan Kain Jumputan untuk SMA Di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA), kegiatan membatik dengan teknik jumputan tie dye lebih diarahkan pada penerapan konsep seni yang lebih kompleks. Siswa tidak hanya diajak untuk bermain warna, tetapi juga mendalami filosofi batik, motif, serta makna budaya yang terkandung di dalamnya. Kebutuhan kain jumputan tie dye untuk SMA biasanya lebih tinggi, karena: Ukuran kain lebih besar, bahkan bisa berupa kain sepanjang 2 meter untuk dijadikan syal, taplak meja, atau bahan pakaian. Jenis kain lebih beragam, tidak hanya katun, tetapi juga rayon atau sutra agar hasil pewarnaan lebih artistik. Digunakan untuk ujian praktik seni budaya, sehingga kualitas kain dan hasil pewarnaan harus maksimal. Kegiatan proyek sekolah, misalnya membuat karya tie dye untuk bazar, lomba seni, atau pameran tingkat kota/provinsi. Dengan demikian, SMA membutuhkan kain dengan kualitas lebih tinggi dan variasi warna lebih kompleks dibanding SD dan SMP. Baca juga: Pelatihan Art Class Membuat Ondel dan Melukis Wayang melibatkan 1.800 siswa SD Budha Tzu Chi Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Kain Jumputan Tie Dye di Sekolah Ada beberapa faktor yang membuat kebutuhan kain jumputan tie dye berbeda-beda di setiap sekolah, di antaranya: Jumlah Siswa – Semakin banyak siswa, semakin besar kebutuhan kain. Jenis Kegiatan – Apakah hanya prakarya kelas, ekstrakurikuler, lomba, atau ujian praktik. Kualitas yang Diinginkan – Untuk sekadar prakarya sederhana, kain biasa sudah cukup. Namun untuk pameran atau lomba, diperlukan kain berkualitas tinggi. Durasi Kegiatan – Jika kegiatan berlangsung berulang (misalnya ekstrakurikuler setiap minggu), kebutuhan kain tentu lebih banyak dibanding kegiatan sekali pakai. Manfaat Kegiatan Tie Dye untuk Siswa Selain sekadar menghasilkan karya indah, kegiatan membatik dengan kain jumputan tie dye juga memiliki banyak manfaat bagi siswa, antara lain: Mengembangkan kreativitas dan imajinasi. Melatih keterampilan motorik halus, terutama pada anak SD. Mengajarkan kesabaran dan ketelitian, karena setiap tahap membutuhkan proses. Mengenalkan budaya batik dengan cara modern, sehingga siswa lebih tertarik. Memberikan pengalaman kolaboratif, terutama saat kegiatan dilakukan bersama dalam kelompok. Dengan berbagai manfaat tersebut, tidak heran jika hampir semua sekolah dari SD hingga SMA menjadikan kegiatan jumputan tie dye sebagai bagian dari kurikulum seni budaya atau ekstrakurikuler. Solusi Pengadaan Kain Jumputan Tie Dye Untuk memenuhi kebutuhan kain jumputan tie dye, sekolah biasanya bekerja sama dengan penyedia bahan prakarya yang sudah berpengalaman. Kain yang dibutuhkan harus memiliki kualitas yang baik, mudah menyerap warna, dan tersedia dalam jumlah besar sesuai permintaan sekolah. Salah satu toko yang dapat diandalkan untuk penyediaan kain jumputan tie dye adalah PRAKARYA INDONESIA, yang berlokasi di Jl. Bonjol No.103, Pondok Karya, Bintaro, Tangerang Selatan. Toko ini menyediakan berbagai jenis kain untuk prakarya tie dye, mulai dari katun, primisima, hingga rayon, dengan pilihan ukuran sesuai kebutuhan SD, SMP, maupun SMA. Selain menjual kain, PRAKARYA INDONESIA juga menyediakan: Pewarna kain (Remasol, Naptol, dan pewarna lainnya). Paket lengkap tie dye (kain, pewarna, karet gelang, botol aplikator, sarung tangan). Layanan pelatihan sekolah, di mana tutor berpengalaman datang langsung untuk mendampingi siswa membuat karya tie dye. Untuk informasi dan pemesanan, sekolah dapat langsung menghubungi WA: 081291083075. Pemesanan juga bisa dilakukan secara online melalui marketplace seperti Shopee, Tokopedia, Lazada, TikTok. Baca juga: PRAKARYA INDONESIA Jalin Kerja Sama Kreatif dengan SD PENABUR Penutup Kebutuhan kain jumputan tie dye batik untuk SD, SMP, dan SMA tidak hanya sebatas penyediaan bahan, tetapi juga sebagai sarana penting untuk mendukung pendidikan seni dan budaya di Indonesia. Lewat kegiatan ini, siswa tidak hanya belajar tentang warna dan teknik, tetapi juga mengenal salah satu kekayaan budaya bangsa dengan cara yang kreatif, menyenangkan, dan aman. Dengan dukungan penyedia bahan prakarya yang terpercaya seperti PRAKARYA INDONESIA, sekolah-sekolah dapat lebih … Baca Selengkapnya

Produsen Batik Jumputan Depok untuk Workshop dan Pelatihan Prakarya

Produsen Batik Jumputan Depok untuk Workshop dan Pelatihan Prakarya

Batik jumputan merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang terus diminati karena keunikan motif dan teknik pembuatannya. Di Depok, produsen batik jumputan semakin berkembang untuk memenuhi kebutuhan berbagai kalangan, mulai dari sekolah, komunitas seni, hingga UMKM. Produk batik jumputan ini tidak hanya dipakai untuk pakaian, tetapi juga digunakan dalam kegiatan workshop dan pelatihan prakarya yang bertujuan mengembangkan kreativitas dan kecintaan terhadap budaya. Dengan kualitas bahan yang baik dan proses produksi yang teliti, produsen batik jumputan Depok siap mendukung berbagai program edukasi dan pelatihan untuk memperkenalkan seni membatik secara lebih luas. Artikel ini akan membahas peran penting produsen batik jumputan Depok dalam dunia prakarya dan pelatihan seni. Baca Juga : Kerajinan Daur Ulang dari Barang Bekas untuk Anak SD 1. Sejarah dan Keunikan Batik Jumputan sebagai Warisan Budaya Indonesia Batik jumputan adalah salah satu jenis batik tradisional yang menggunakan teknik ikat celup (tie-dye) untuk menciptakan motif unik pada kain. Teknik jumputan berasal dari tradisi kuno yang telah ada sejak ratusan tahun lalu, khususnya di wilayah Jawa. Batik jumputan memadukan seni pewarnaan dengan proses pengikatan kain secara manual, sehingga menghasilkan pola bercorak yang khas dan tidak terduga. Keunikan batik jumputan terletak pada variasi warna dan pola yang muncul dari proses pengikatan dan pencelupan kain berulang kali. Teknik ini memungkinkan munculnya pola bercorak abstrak dengan gradasi warna yang cantik. Berbeda dengan batik tulis atau batik cap yang memiliki pola terstruktur, batik jumputan memberikan kesan artistik yang lebih bebas dan dinamis. Di Depok, batik jumputan terus dilestarikan dan dikembangkan oleh produsen lokal yang berkomitmen menjaga kualitas dan keaslian batik. Para pengrajin menggunakan bahan-bahan alami dan teknik pewarnaan tradisional agar hasil akhirnya tetap ramah lingkungan dan tahan lama. Melalui proses pembelajaran dan pelatihan prakarya, batik jumputan juga diperkenalkan kepada generasi muda sebagai bagian dari kekayaan budaya Indonesia yang perlu dilestarikan. Selain nilai budaya, batik jumputan memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi karena proses pembuatannya yang memerlukan keterampilan khusus dan waktu pengerjaan yang tidak sebentar. Oleh sebab itu, produsen batik jumputan di Depok tidak hanya berperan sebagai penghasil kain, tetapi juga sebagai penjaga tradisi sekaligus penggerak ekonomi kreatif di daerahnya. 2. Peran Produsen Batik Jumputan Depok dalam Mendukung Workshop dan Pelatihan Prakarya Produsen batik jumputan di Depok memiliki peran strategis dalam mendukung berbagai kegiatan workshop dan pelatihan prakarya yang diadakan oleh sekolah, komunitas seni, serta pelaku UMKM. Workshop dan pelatihan ini bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta dalam membuat dan mengembangkan batik jumputan sebagai karya seni yang bernilai jual. Sebagai produsen, mereka menyediakan bahan baku kain batik jumputan berkualitas, lengkap dengan alat dan panduan teknik pembuatan yang tepat. Bahan-bahan yang disediakan juga sudah melalui proses pewarnaan dan pengikatan yang sesuai standar sehingga peserta dapat langsung belajar dan mempraktikkan teknik jumputan secara efektif. Dengan adanya pelatihan yang difasilitasi oleh produsen lokal, peserta dapat memahami secara langsung proses pembuatan batik jumputan, mulai dari pemilihan kain mori, teknik pengikatan kain, pencelupan warna, hingga finishing dan pengeringan. Pendekatan ini memberikan pengalaman belajar yang praktis dan aplikatif, sangat bermanfaat untuk anak-anak, remaja, guru, maupun pengrajin pemula. Workshop ini juga membantu mengembangkan kreativitas peserta, mendorong mereka untuk berinovasi dengan motif dan warna baru yang sesuai tren atau kebutuhan pasar. Hal ini penting agar batik jumputan tidak hanya menjadi warisan budaya yang statis, tetapi juga produk yang terus berkembang dan diminati pasar lokal maupun nasional. Selain itu, produsen batik jumputan Depok sering berkolaborasi dengan sekolah-sekolah dan komunitas seni untuk menyelenggarakan program edukasi berkala. Kolaborasi ini mendukung penguatan karakter, keterampilan seni, dan peningkatan nilai ekonomi melalui prakarya yang berorientasi pada kemandirian dan inovasi. 3. Kualitas dan Ragam Produk Batik Jumputan dari Depok yang Siap Pakai untuk Prakarya Baca Juga : Cara Membuat Mobil Mainan dari Kardus untuk Anak Kualitas kain batik jumputan yang diproduksi oleh produsen di Depok sudah diakui oleh banyak pengguna dari kalangan pendidikan dan pelaku usaha kecil. Kain yang digunakan umumnya berbahan mori atau katun yang lembut, nyaman dipakai, dan memiliki daya serap warna yang baik sehingga hasil pewarnaan tetap cerah dan awet. Ragam produk batik jumputan yang disediakan juga sangat variatif, mulai dari potongan kain polos yang siap diikat dan dicelup, sampai produk jadi berupa kain dengan motif jumputan yang sudah lengkap. Produk ini cocok untuk berbagai kegiatan prakarya seperti pembuatan baju, tas, hiasan dinding, hingga kerajinan tangan lain yang berbasis kain. Produsen juga menyediakan paket lengkap untuk kebutuhan workshop dan pelatihan, yang meliputi kain, pewarna, alat pengikat, serta panduan pembuatan batik jumputan. Dengan paket ini, guru atau instruktur dapat dengan mudah memfasilitasi kelas prakarya tanpa perlu repot mempersiapkan bahan secara terpisah. Keunggulan produk batik jumputan dari Depok adalah hasil warna yang natural dan bervariasi, sehingga sangat menarik bagi anak-anak dan remaja yang sedang belajar prakarya. Selain itu, kualitas kain yang baik memastikan bahwa produk akhir yang dihasilkan tahan lama dan nyaman dipakai sehari-hari. Selain untuk keperluan edukasi, banyak UMKM di Depok dan sekitarnya menggunakan produk batik jumputan sebagai bahan baku utama pembuatan produk fashion dan kerajinan yang dijual di pasar lokal maupun daring. Ini menunjukkan bahwa batik jumputan tidak hanya bernilai budaya, tetapi juga berpotensi menjadi produk ekonomi kreatif yang menjanjikan. 4. Manfaat Pelatihan Batik Jumputan untuk Guru, Anak, dan UMKM di Depok Pelatihan batik jumputan yang difasilitasi oleh produsen kain di Depok memberikan manfaat besar bagi berbagai kalangan, khususnya guru, anak-anak sekolah, serta pelaku UMKM. Bagi guru, pelatihan ini menjadi kesempatan untuk meningkatkan kompetensi dalam bidang seni dan kerajinan tangan sehingga mereka dapat mengajar prakarya dengan metode yang lebih kreatif dan menarik. Untuk anak-anak dan remaja, pelatihan ini membuka wawasan tentang seni tradisional sekaligus mengasah keterampilan motorik halus dan kreativitas mereka. Proses pembuatan batik jumputan yang melibatkan pengikatan kain dan pencelupan warna juga melatih kesabaran dan ketelitian, sekaligus memberikan kebanggaan ketika mereka berhasil menghasilkan karya sendiri. Pelatihan ini juga sangat bermanfaat bagi pelaku UMKM yang ingin mengembangkan produk berbasis batik jumputan. Mereka mendapatkan pengetahuan praktis mengenai teknik pembuatan dan pengolahan kain batik yang bisa langsung diaplikasikan dalam usaha. Dengan begitu, produk yang mereka hasilkan memiliki nilai tambah dari segi kualitas dan estetika. Selain itu, pelatihan ini juga menjadi media untuk membangun jaringan dan kolaborasi antar pelaku seni dan usaha … Baca Selengkapnya

Scan the code