Makna dan Sejarah Hari Raya Kurban (Idul Adha)
Makna dan Sejarah Hari Raya Kurban (Idul Adha) Pengantar Hari Raya Idul Adha, atau yang juga dikenal sebagai Hari Raya Kurban, merupakan salah satu hari besar dalam agama Islam yang penuh makna dan nilai spiritual. Hari raya ini dirayakan setiap tanggal 10 Zulhijjah dalam kalender Hijriyah, bertepatan dengan puncak pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci Makkah. Lebih dari sekadar tradisi penyembelihan hewan, Idul Adha mengandung pesan tentang pengorbanan, keikhlasan, ketaatan, dan kasih sayang terhadap sesama. BACA JUGA: Pelatihan Art Class Membuat Ondel dan Melukis Wayang melibatkan 1.800 siswa SD Budha Tzu Chi Sejarah dan Asal Usul Idul Adha Idul Adha memiliki akar sejarah yang sangat dalam dalam ajaran Islam. Hari raya ini merujuk pada peristiwa pengorbanan yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim AS. Dalam kisahnya, Allah SWT menguji keimanan dan ketaatan Nabi Ibrahim dengan perintah yang sangat berat: menyembelih anaknya sendiri, Ismail AS. Tanpa ragu dan dengan keimanan yang kuat, Nabi Ibrahim bersedia melaksanakan perintah tersebut. Begitu pula dengan Nabi Ismail yang menerima takdir itu dengan penuh keikhlasan. Namun, ketika Nabi Ibrahim akan menyembelih putranya, Allah menggantikan Ismail dengan seekor domba sebagai bentuk rahmat-Nya. Peristiwa inilah yang menjadi dasar pelaksanaan kurban dalam ajaran Islam hingga saat ini. Pelaksanaan Hari Raya Idul Adha Idul Adha diawali dengan shalat Idul Adha pada pagi hari tanggal 10 Zulhijjah. Shalat ini dilaksanakan secara berjamaah di masjid, lapangan, atau tempat terbuka lainnya. Setelah itu, dilakukan penyembelihan hewan kurban, seperti sapi, kambing, domba, atau unta, sebagai bentuk meneladani pengorbanan Nabi Ibrahim AS. Penyembelihan hewan kurban ini dapat dilakukan selama empat hari, yaitu pada tanggal 10, 11, 12, dan 13 Zulhijjah yang disebut dengan hari tasyrik. Hukum dan Syarat Kurban Dalam mazhab mayoritas, hukum berkurban adalah sunnah muakkadah (sunnah yang sangat dianjurkan), terutama bagi umat Islam yang memiliki kemampuan secara finansial. Beberapa ulama dari mazhab Hanafi bahkan memandangnya sebagai wajib. Adapun syarat hewan kurban antara lain: Jenis hewan: Hanya sapi, kambing, domba, dan unta yang boleh digunakan. Usia hewan: Minimal satu tahun untuk kambing, dua tahun untuk sapi, dan lima tahun untuk unta. Sehat dan tidak cacat: Hewan harus sehat, tidak buta, tidak pincang, dan tidak memiliki kekurangan fisik yang mengurangi kualitasnya. Waktu penyembelihan: Dilakukan setelah shalat Idul Adha hingga hari tasyrik terakhir (13 Zulhijjah). Makna Filosofis dari Kurban Lebih dari sekadar ritual, kurban memiliki makna yang sangat dalam bagi umat Islam. Kurban bukan hanya tentang menyembelih hewan, melainkan menyimbolkan penyerahan diri secara total kepada Allah SWT. Nilai yang ingin ditanamkan antara lain: Ketaatan tanpa syarat: Seperti yang dilakukan Nabi Ibrahim dan Ismail, umat Islam diajak untuk senantiasa patuh terhadap perintah Allah. Keikhlasan dalam beribadah: Segala amal, termasuk kurban, harus dilakukan dengan niat yang tulus semata-mata karena Allah. Rasa syukur atas nikmat Allah: Berkurban merupakan bentuk rasa syukur atas rezeki dan kehidupan yang diberikan. Berbagi kepada sesama: Daging kurban dibagikan kepada fakir miskin, tetangga, dan kerabat, memperkuat ikatan sosial dan semangat berbagi dalam masyarakat. BACA JUGA: Kewajiban umat muslim untuk berkurban Distribusi Daging Kurban Salah satu aspek penting dalam Idul Adha adalah pembagian daging kurban. Umat Islam dianjurkan untuk membagi daging kurban menjadi tiga bagian: Sepertiga untuk diri sendiri dan keluarga. Sepertiga untuk kerabat dan teman. Sepertiga untuk fakir miskin. Dengan demikian, esensi dari kurban bukan hanya sebagai ibadah individual, tetapi juga sebagai sarana mempererat ukhuwah dan solidaritas sosial. Idul Adha dan Ibadah Haji Idul Adha juga bertepatan dengan pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci, terutama saat jamaah haji melaksanakan wukuf di Arafah pada 9 Zulhijjah dan menyembelih hewan kurban setelah melontar jumrah. Bagi umat Islam yang tidak sedang menunaikan haji, Idul Adha tetap menjadi momen istimewa untuk menghidupkan semangat pengorbanan dan ketakwaan di tempat masing-masing. BACA JUGA: 5 Prakarya untuk Kegiatan Ramadhan Tradisi Idul Adha di Indonesia Di Indonesia, perayaan Idul Adha dilakukan dengan sangat meriah dan penuh kekeluargaan. Shalat Id biasanya dilaksanakan secara massal di masjid atau lapangan. Setelah itu, hewan kurban disembelih dan dibagikan kepada warga sekitar. Tak jarang pula panitia kurban melibatkan masyarakat setempat dalam proses penyembelihan dan distribusi, sehingga menjadi momen kebersamaan. Beberapa daerah juga memiliki tradisi khas dalam menyambut Idul Adha. Misalnya: Di Madura, masyarakat menyelenggarakan “karapan sapi” menjelang hari raya. Di Padang, tradisi “manjapuik daging” menjadi bagian dari kegiatan sosial dalam perayaan kurban. Di berbagai pesantren, anak-anak diajarkan langsung tentang makna dan praktik berkurban melalui pelatihan langsung menyembelih hewan. Kurban di Era Modern Seiring berkembangnya teknologi dan gaya hidup, kini banyak umat Islam yang melakukan kurban secara online melalui lembaga zakat atau platform digital. Meskipun berbeda dalam metode, esensi ibadah tetap sama: yakni menyerahkan sebagian harta untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan membantu sesama. Transparansi, kepercayaan, dan distribusi yang tepat menjadi aspek penting dalam pelaksanaan kurban modern. Hal ini juga menjadi solusi praktis bagi mereka yang tinggal di perkotaan atau tidak memiliki akses langsung ke lokasi penyembelihan. Penutup Idul Adha adalah momen yang sarat makna spiritual, sosial, dan kemanusiaan. Melalui ibadah kurban, umat Islam diajak untuk meneladani keteguhan iman Nabi Ibrahim AS, mengasah keikhlasan, dan menumbuhkan empati terhadap sesama. Lebih dari sekadar ritual tahunan, Idul Adha merupakan pengingat abadi tentang pentingnya pengorbanan, kepatuhan kepada Tuhan, dan kepedulian sosial. Semoga kita semua dapat mengambil hikmah dari perayaan Idul Adha dan menjadikannya sebagai sarana memperkuat iman, mempererat persaudaraan, serta menyebarkan kasih sayang di tengah masyarakat. Berikut adalah 10 FAQ (Frequently Asked Questions / Pertanyaan yang Sering Diajukan) seputar Hari Raya Kurban (Idul Adha) dalam Bahasa Indonesia: 1. Apa itu Hari Raya Idul Adha? Jawaban:Idul Adha adalah hari raya besar umat Islam yang jatuh pada tanggal 10 Zulhijjah dalam kalender Hijriyah. Hari ini dikenal juga sebagai Hari Raya Kurban karena pada hari tersebut umat Islam menyembelih hewan kurban sebagai bentuk ibadah kepada Allah SWT. 2. Mengapa umat Islam berkurban saat Idul Adha? Jawaban:Berkurban dilakukan untuk meneladani ketaatan Nabi Ibrahim AS yang bersedia menyembelih putranya Ismail AS atas perintah Allah. Kurban juga merupakan bentuk penghambaan dan keikhlasan kepada Allah serta sarana berbagi kepada sesama. 3. Apa hukum berkurban dalam Islam? Jawaban:Hukum berkurban adalah sunnah muakkadah (sunnah yang sangat dianjurkan) bagi yang mampu. Dalam mazhab Hanafi, berkurban bahkan dianggap wajib bagi umat Islam yang memiliki kelapangan … Baca Selengkapnya